Muda, Peduli, dan Merakyat

Menggugah Kepemimpinan Lewat Peringatan Isra Mi'raj


Para ustadz, ustazah dan bahkan kyai pada perayaan Isra' Mi'raj baik di surau, masjid dan majelis taklim di kampung, kerap mengangkat cerita dialog antara Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Musa, yaitu menyangkut perintah shalat lima waktu bagi umat Islam dari Allah.

Kisah perjalanan Rasullah dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa lalu naik ke langit pertama sampai ke langit ketujuh disampaikan oleh para da'i dengan jelas, terang dan meski kadang disertai guyonan namun makna dari Isra' Mi'raj itu sendiri tetap dapat dihayati dan diharapkan dapat diamalkan dengan baik.

Terlebih bagi anak usia dini, cerita perjalanan Nabi Muhammad SAW yang ditemani Malaikat Jibril dengan berkendara Buraq makin mengundang rasa ingin tahu mendalam. Apa itu malaikat, kendaraan Buraq. Di setiap langit, Rasulullah bertemu Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad hingga sampai Langit ketujuh bertemu dengan Nabi Musa a.s.

Nabi Muhammad, dalam kisah tersebut, di setiap perjalanan dilihatkan pemandangan-pemandangan hingga dilihatkannya Surga dan Neraka. Ketika itu Rasullah bertanya kepada Malaikat Jibril. Jibril pun menjelaskan semua pertanyaan Rasulullah hingga sampailah Nabi Muhammad menuju ke khadirat Allah S.W.T yang kemudian disebut Sidratul Muntaha.

Rasulullah ketika menghadap kehadirat Allah tanpa ditemani Malaikat Jibril. Disana Muhammad diperintahkan segera membawa Amanah Allah untuk Nabi Muhammad dan umatnya, yaitu shalat 50 waktu dalam sehari semalam. Dalam kisah ini pula digambarkan Nabi Muhammad SAW mondar-mandir menghadap Allah untuk meminta keringanan shalat dalam sehari, yang akhirnya shalat menjadi lima waktu.

Akhirnya Nabi pun pulang dan membawa perintah untuk melaksanakan lima waktu Shalat dalam sehari semalam yaitu, yang sekarang dikenal sebagai shalat Zuhur , Asar, Maghrib, Isya dan Subuh.

Kepala Bidang Pengkajian Al-Qur an Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMA) Balitbang Diklat Kementerian Agama, Dr. H. Muchlis M Hanafi, MA menjelaskan bahwa peristiwa peristiwa itu bukan hanya suatu bukti kekuasaan Allah yang tiada batas, melainkan jika mencermati retorika penjelasan Al-Quran, maka yang bisa ditangkap adalah suatu pesan dan kesan bahwa peristiwa Isra' Mi'raj merupakan simbol perpindahan misi kenabian.

Perpindahan misi kenabian yang dimaksud yaitu dari yang sebelumnya diamanahkan kepada bani Israil kemudian berpindah kepada bangsa Arab (umat Islam). Kepemimpinan Nabi Muhammad diutus oleh Allah ke muka bumi untuk memimpin ummat manusia mengenal Tuhan, beramal shaleh, dan berakhlakul karimah. Tentu tugas itu tidak mudah. Apalagi, Rasulullah ini harus menghadapi masyarakat Arab Jahiliyah yang tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya.

Dengan teladan Nabi Muhammad tersebut, seorang pemimpin harus bisa menjaga amanah. Kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab. Kepemimpinan adalah suatu kontrak sosial yang harus diwujudkan sesuai dengan keinginan orang yang memberikan kepercayaan itu.

Seperti salah satu kisah di AlQuran mengenai pemimpin wanita dari Kerajaan Saba. Ratu Balqis dan kaumnya adalah penyembah matahari. Dari surat Nabi Sulaiman itu diketahui bahwa Nabi Sulaiman menyeru Ratu Balqis agar tunduk kepada Nabi Sulaiman dan mengikrarkan dirinya tunduk kepada Allah.

Saat itu, apakah yang dilakukan oleh Ratu Balqis? Dia panggil seluruh pembantunya, lalu dikatakannya bahwa ia telah mendapat surat dari Nabi Sulaiman. Setelah menyampaikan isi surat Nabi Sulaiman itu, kemudian dia ajak para pembantunya untuk bermusyawarah. Hal ini dilakukan karena dia adalah seorang pemimpin yang tak pernah memutuskan apa pun, kecuali dia bermusyawarah dahulu dengan para pembantunya. Dia ajak para pembantunya untuk berdialog. Dia bukan tipe pemimpin yang otoriter.

Sekarang ini bukan zamannya lagi seorang pemimpin bersikap otoriter. Melalui cara dialog inilah sekarang bagaimana kepemimpinan itu bisa berjalan dengan baik. Seperti yang termaktub di surah An-Naml ayat 33 sampai 44, diceritakan bahwa para pembantunya menyarankan, karena kerajaan mereka (kerajaan Saba) memiliki kekuatan, maka mereka bisa saja melawan kerajaan Nabi Sulaiman.

Dengan bijaknya Ratu Balqis memberikan pertimbangan, bahwa para raja itu kalau sudah masuk ke suatu negeri, maka yang akan terjadi hanya dua: mereka bisa membuat kerusakan di negeri itu ataupun mereka akan menguasai negeri itu dengan semena-mena.

Ratu Balqis tentunya tidak menginginkan hal itu terjadi. Dia ternyata lebih memilih jalan damai. Ratu Balqis pun kemudian menyatakan untuk mengirimi hadiah saja kepada Nabi Sulaiman, setelah itu menunggu reaksi darinya.

Seorang pemimpin harus bisa menjaga amanah. Kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab. Kepemimpinan adalah suatu kontrak sosial yang harus diwujudkan sesuai dengan keinginan orang yang memberikan kepercayaan itu. Inilah beberapa pelajaran yang bisa diambil dari keteladanan yang dikisahkan oleh al-Qur'an melalui kisah-kisah para pemimpin yang memiliki integritas, keilmuan, amanah, dan sikap bijak dalam kepemimpinannya.

Share this article :

Posting Komentar

 
Copyright © 2011. DPD Partai NasDem Dumai Kota - All Rights Reserved